- “Auh!” sebuah batu kecil tak terasa ku tendang.
- Sore ini memang benar-benar ku rasakan berbeda. Ada sapaan hangat dari semilir angin yang menerjang tubuhku, gemercik aliran sungai-sungai kecil menggelitik di telingaku, serta corak elok awan yang berlajalan berputar-putar di dalam mataku yang serasa ingin menari-nari bersama riang nya burung-burung yang bermanufer bebas di udara.
- “Emang, jam-jam segini cocok banget buat ngelamun,” gumamku sepi.
- Tanpa sadar, seseorang berambut ikal mengejutkanku dari belakang.
- “Dor, Hahahaha!” tak terasa, mulai jalan setapak tadi dia membuntuti ku dari belakang.
- “Shit!” tak kuduka kata ini yang terlontar.
- “Hahahaha! Rasain, abis dari tadi ngelamun mulu,” sambarnya ceria
- Wajah ini, senyum ini. Senyum yang buat wajah ku merah padam seketika.
- “Sorry, abis dari tadi aku perhatiin jalan sendiri, ngelamun sendiri. Ciye lagi sedih yaaaa,” candanya.
- “Ahaha, kepo deh,” sambil kulemparkan cubitan di pipi sebelah kanannya.
- Sore itu jadi sore indah buat ku, ditemani renyahnya ceria gadis berambut ikal ini
- Masih di sore dan tempat yang sama di hari yang berbeda. Ku rasa sepi menjalar di sekujur tubuh ini. Tanpa terasa, mata ku berkata ku “Ku rindu senyum simpul di wajahnya.” Hidungku tak kalah bersungut-sungut “Dimana aroma itu? Aroma yang menyegarkan jiwaku?!”
- Semua terasa aneh tanpa kehadirannya di samping ku kini, tawa renyah, mata ceria, serta senyum simpul disana, disenyumnya yang kurindukan. Bakan udara tau, sekejap tanpa angin yang kurasakan. Namun ku lihat pohon-pohon tetap menari dengan gemulainya karena terjangan angin musim sore ini.
- “Hahaha, masih betah ngelamun sendiri aja ?” Kagetnya dari belakang.
- “Lagi-lagi kamu ya din. Untung aku ga bilang kayak waktu itu, hehehe,” Gurauku.
- Sebenernya aku kaget sama seorang bertubuh tegap, gagah, dan tampan yang di gandengnya.
- “Siapa nih din? Kok digandeng mulu , ga dikenalin sama aku ?” Tanyaku mencairkan suasana.
- “Oh iya hampir lupa, ini Tama. Tam ini loh sahabat aku yang sering aku ceritakan dulu,” sambngnya.
- “Hai pril, Tama. Pratama,” katanya singkat.
- “oh tama. April, hehehe,” kataku sambil cengengesan
- Oh aku tau aku Cuma sahabatnya, ternyata sudah ada orang lain yang lebih dulu mengisi hatinya kini. Tatapan mata Dina lebih dahulu berkata, kalau dia bahagia sama cowok yang digandengnya tadi. Entah sekarang apa yang menjalar dipikiranku? Namun pikiranku mulai mengeluarkan sedihnyanya, mataku berkaca-kaca.
- “Apa ini namanya bahagia atau ini namanya sedih?” tak sengaja kata ini yang ku lontarkan.
- “Barusan kamu ngomong apa pril ?” tanya Dina.
- “Bukan apa-apa kok, hahaha, ” sahutku menutupi ucapanku tadi
- Kami semua saling memandang lalu tertawa terbahak-bahak. Mungkin ini sedihku tapi syukur tertutupi oleh tawa kami bertiga kompak.
- 2 minggu setelah pertemuan itu tak sengaja aku bertemu dengan Tama di parkiran fastfood.
- “Eh,kamu Tam. Ngapain ?” Sapaku dari kejauhan.
- “Eh ada April. Ini aku lagi nungguin si Dina, gatau kemana tadi. Katanya sih tadi cari cilok,” jawabnya.
- “Iya sih, dia kan addict banget sama benda bunder yang gajelas itu hehe,” Sambungku bercanda.
- “Tapi kamu beruntung banget ya punya cewek berambut ikal yang punya senyum manis itu,” Tuturku.
- “Emang kenapa ?” Tanyanya bengong.
- “Entar kamu bakal tahu sendiri deh. Eh aku balik dulu yaa,” Aku cepat-cepat bergegas pergi dari tempat parkir ini sebelum Dina menghampiri Tama.
- 2 Bulan tanpa terasa mereka jalan bareng, dan aku Cuma disini-sini saja. Menemani tidur rumput-rumput halus ini, menyegarkan mata, mengosongkan pikiranku tentang dia. Tapi semua ini selalu membawaku, membawa pikiranku tentang dia. Apa aku harus berhenti menyakiti diriku sendiri ? ini dilema, namun apa aku bahagia hanya bisa menikmati punggungnya saat kepalanya bersandar di pundak orang lain dan bukan di pundakku? Apa aku harus ikhlas ? inikah namanya kesialan? Apa aku harus menunggu keberuntunganku dan tetap disini-sini saja ?
Jumat, 14 Juni 2013
When i was your man
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bagussss bangetsssssss .. Semoga ada lanjutannya :3ngarep happy ending nihhhh kasian april :'( wkwk
BalasHapusanother happiness kayaknya :p thx sudah baca :3
HapusLumayan....
BalasHapusmakasih kak, masih baru belajar :) mohon bimbingannya
Hapus